Kamis, 17 November 2011

Gadis Bali



Sintya namanya. Gadis asli Tabanan, Tanah Lot, Bali. Cantik, berkulit putih bersih, smart, friendly tapi agak sedikit pemalu. Saat ini duduk di kelas 3 SMA  Jurusan IPA. Menyukai biologi. Sangat berhasrat untuk melanjutkan pendidikan setinggi mungkin.
Ayahnya bernama Ketut  Jinggo, salah satu staff housekeeping Pan Pacific Hotel Bali. Mempunyai kekhawatiran akan tingginya biaya pendidikan sehingga berputus asa untuk membiayai anaknya (Sintya) untuk melanjutkan pendidikan. Inilah salah satu kelemahan masyarakat Bali, khususnya mayoritas karyawan Pan Pacific Hotel Bali untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin.
Sangat disayangkan seorang Sintya, gadis cantik jelita, berpotensi untuk maju memperbaiki Bali di masa depan harus terhenti pendidikannya hanya sampai bangku SMA.
Pesan untuk Sintya : terus jaga impian yang engkau miliki, berusahalah tuk gapai impianmu dengan pengorbanan dan perjuangan dan rajin berdoa kepada Tuhan. Tuhan tidak pernah tidur, Tuhan pasti selalu memberikan jalan tuk memudahkan jalanmu menggapai impianmu. Semua berawal dari sebuah mimpi, mimpi yang kau lanjutkan dengan perjuangan dan pengorbanan yang berliku sehingga ketika Engkau terbangun (realitas kehidupan), mimpi itu menjadi nyata. YOUR DREAM COMES TRUE.
Pesan untuk Pak Jinggo : Tuhan memberikan rejeki kepada semua makhluknya. Semut kecil yang tak mempunyai akal pikiran sekalipun diberikan rejeki oleh Tuhan, apalagi kita sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran. Bapak punya rejeki dari Tuhan, istri Bapak punya rejeki dan anak-anak Bapak termasuk Sintya punya rejeki dari Tuhan.  Please, jangan takut akan biaya sekolah yang tinggi yang mengalahkan tingginya langit. Tuhan tidak pernah tidur, Dia akan selalu mendengar dan mengabulkan doa hamba-Nya. Tuhan akan selalu memberikan jalan bagi hamba-Nya yang menginginkan kebaikan. Tetap semangat berjuang untuk Sintya, untuk anak-anak Bapak, istri dan keluarga. Suatu tugas mulia dari Tuhan sebagai agen dari Tuhan untuk mendistribusikan rejeki kepada mereka. Jika berhasil menjalankan tugas mulia ini dari Tuhan, niscaya kemulian di sisi Tuhan sebagai harga mati imbalannya dari Tuhan.
Rintihan hati nan pilu melihat realita kehidupan yang tertuang dalam “goresan pena”. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi renungan hati yang terdalam.
Wassalam
Sofyan Harris (0856 973 27 509)

1 komentar: